selamat datang di
rumahku
Latar Belakang
Selama menghadapi pandemi dan harus hanya di rumah saja, aku hanya bisa merenung dan meratapi keadaan pandemi, bingung harus melakukan apa setiap harinya, khawatir akan keadaan covid yang tidak pasti, dan jenuh ingin keluar rumah. Emosi jadi tidak seimbang, aku merasa pola hidupku jadi tidak teratur, terlihat dari pekerjaan sekolah yang menjadi tidak terpegang secara efektif.
​
Semakin waktu berjalan, semakin aku terpuruk, seakan-akan sudah berantakan semua aktivitas dan pola hidup.
Tapi ada kata-kata yang berhasil menyadarkanku bahwa aku itu sedang tidak baik-baik saja. Hingga kupertanyakan diriku sendiri “apakah aku akan seperti ini terus?”
​
Di proyek ini aku ingin menata apa yang sudah berantakan dengan memulai hal yang jarang aku lakukan di rumah, aku rasa itu bisa membantuku beradaptasi di keadaan yang tidak jelas ini. Itu semua akan kulakukan dan tentunya membutuhkan proses yang lama, aku pun juga tahu bahwa hasil yang akan langsung terlihat seolah hanyalah sebuah perubahan yang kecil.
Konsep
Rumahku Awalku adalah proyek terakhirku di jenjang SMA.
Di awal pandemi ini, aku kurang bisa menerima keadaan harus dirumah saja, kejenuhan maksimal yang meluluh lantakkan keteraturan semua kegiatanku dan pola hidupku.
Dari kebuntuan pikiran akan kreatifitas dan aktifitas untuk bisa membuat tugas proyek terakhir, tiba-tiba terbetik ide untuk memakai tantangan agar aku harus bisa bertahan di situasi pandemi yang tidak menentu sebagai bahan proyekku. Kegalauan emosiku berhasil aku ungkapkan melalui tulisanku dan aku gambarkan melalui pemindaianku terhadap benda-benda di sekelilingku yang bisa mewakili gambaran pikiran dan perasaanku. Teknik memindai benda ini dinamakan scanography.
Kubersyukur akan kemujuranku bisa memindai dan memintal kembali apa yang sudah berantakan, ku akan bisa terus melakukannya untuk menemukan solusi agar lebih baik lagi di hari-hari yang kujalani.